Jumat, 24 Juni 2011

asuhan kebidanan anak dengan diare di puskesmas ploso jombang jatim

ASUHAN KEBIDANAN

PADA An. “K” UMUR 30 BULAN DENGAN DIARE
DI POSKESDES PLOSO
JOMBANG














Oleh :

AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM. 090403002






PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2011

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan segala rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan dengan judul Asuhan kebidanan Pada An. “K” umur 30 bulan dengan Diare di Poskesdes Ploso Jombang.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bayu H.,SKM.,M.M selaku kepala Puskesmas Ploso
2. Mintarni.,Amd.Keb selaku bidan koordinator KIA Puskesmas Ploso
3. Lidia Djatmikaningsih.,Amd.Keb selaku Dosen Pembimbing Praktek Poskesdes Ploso
4. Rini Hayu L.,SST selaku Dosen Pembimbing Akademik di STIKES PEMKAB Jombang
5. Semua pihak yang mendukung dalam penyusunan asuhan kebidanan
Penulis Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu Penulis mengharapkan Saran dan Kritik dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan asuhan kebidanan ini.
Akhirnya Penulis berharap semoga asuhan kebidanan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, Amin


Jombang, Juni 2011


Penulis










LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada An. “K” umur 30 bulan dengan Diare di Poskesdes Ploso Jombang

Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa



AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM. 090403002

Mengetahui,


Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik



RINI HAYU LESTARI., SST LIDIA DJATMIKANINGSIH.,Amd.Keb

Bidan Koordinator



MINTARNI S.,Amd.Keb


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia penyakit dengan gangguan diare bisa menyebabkan sampai dengan kematian.
Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lendir dan darah. Penyebab dari diare adalah faktor Infeksi, faktor Malabsorbsi, faktor makanan. Gejala klinis dari diare adalah frekuensi pada neonatus lebih 4x sedangkan pada anak lebih dari 3x, pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, pasien mual, muntah, Anoreksia disertai keadaan umum pasien lemah.
Cara pencegahan dan penanganan pasien yang terkena penyakit diare dengan cara pemberian cairan tubuh dan elektrolit peroral parenteral misalnya pemberian larutan Oralit (gula dan garam). Memberikan jenis cairan yang sesuai dengan derajat dehidrasi yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan dan sesuaikan dengan umur dan berat badan. Berikan pengobatan dietetic karena dapat membantu memulihkan tenaga pasien dengan obat anti sekresi, onat spasmolitik, dan antibiotik dapat mencegah diare secara berkelanjutan.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu megembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada anak sakit dengan diare.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mampu melakukan asuhan kebidanan berdasarkan 7 langkah menurut Helen Varney yang meliputi :
1.2.2.1 Melakukan pengkajian data yaitu mengumpulkan data Subyektif dan Obyektif pada anak sakit dengan diare.
1.2.2.2 Mengidentifikasi masalah dan diagnosa kebidanan pada anak sakit dengan diare.
1.2.2.3 Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya pada anak sakit dengan diare.
1.2.2.4 Melakukan identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan diare.
1.2.2.5 Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada anak sakit dengan diare.
1.2.2.6 Melaksanakan rencana secara efisien dan aman pada anak sakit dengan diare
1.2.2.7 Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada anak sakit dengan diare.

1.3 CARA PENYUSUNAN ASUHAN KEBIDANAN
1.3.1 Rancangan Penulisan
Metode ini yang dipakai dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah deskriptif dalam studi pustaka yaitu menggambarkan secara nyata tentang kondisi sakit ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata pada anak sakit dengan diare.

1.3.2 Teknik pengumpulan data
1.3.2.1 Wawancara yaitu anamnesa langsung dengan keluarga pasien.
1.3.2.2 Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap klien dan keluarga
1.3.2.3 Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penujang.
1.3.2.4 Studi kepustakaan yaitu data yang di peroleh dari buku dan makalah yaitu berhubungan dengan anak sakit diare.
1.4 TEMPAT DAN WAKTU PENYUSUNAN
Tempat
Di Poskesdes Ploso Jombang
Waktu
Tanggal 31 Mei 2011 jam 7.30 WIB

1.5 MANFAAT
1.4.1 Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui sedini mungkin tentang gejala klinik dan penatalaksanaan atau pencegahan penyakit diare.

1.4.2 Bagi Institusi pendidikan
Sebagai tambahan referensi buku mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diare.

1.4.3 Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan tentang diare dan dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada anak sakit dengan diare.





























BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 KONSEP DASAR DIARE
2.1.1 Definisi
Diare adalah keadaan Frekuensi BAB lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lendir dan darah. (Ngastyah, 1995 hal : 143)
Diare adalah Defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan tanpa darah lendir dalam tinja. (Arif Mansjoer, 2000 hal : 470)
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1x lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2001 hal : 88)

2.1.2 Etiologi
Menurut Ngastyah hal 143 etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor infeksi yaitu :
2.1.2.1 Faktor Infeksi
a. Infeksi bakteri : Vibrio E. coli, Salmonella, Shigella, Campylo-bacter, Yersinia, Areromonas.
b. Infeksi virus : Astovirus, Echoviruses, Adenovirus, Human retrovirus, pada agent, Rota virus, Entero virus, (virus echo, coxgacke, potiomyelitis ).
c. Inspeksi parasit : cacing (ascaris, trichiuris, strongyloides), protozoa, (entamce, bahistolytica, giardia lambila, tricomonas hominis ), jamur (candida albicans).
2.1.2.2 Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, mailosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa) pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak : LCT (Long Chain Trigliserida) atau diberikan trigliserida rantai menegah dapat terjadi pada keadaan :
1. Lipase tidak ada / berkurang
2. Mukosa usus halus (Vili) atrofi / rusak
3. Gangguan system limfe usus
c. Malabsorbsi Protein
Pada keadaan tubuh kekurangan protein sangat mudah mendapat infeksi, karena daya tahan tubuhnya rendah, sehingga terjadi adanya atrofi Vili usus yang menyebabkan penyerapannya terganggu dapat mengakibatkan diare.
d. Faktor Makanan
- Makanan basi
- Makanan beracun
- Alergi terhadap makanan (susu, protein)
e. Faktor Psikologi
- Rasa takut
- Rasa cemas

2.1.3 Gejala Klinis
- Sering BAB dengan konsistensi tinjau cair atau encer dan mungkin disertai lendir dan darah, dengan frekuensi pada neonatus lebih 4x sedangkan pada anak lebih 3x.
- Pasien cengeng dan gelisah.
- Biasanya suhu tubuh meningkat.
- Mual, muntah, anoreksia.
- Kadang anus dan daerah sekitarnya timbul lecet atau iritasi karena sering defikasi.
- Keadaan umum pasien lemah kadang disertai adanya tanda-tanda dehidrasi.

2.1.4 Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat).
Derajat dehidrasi
a. Dehidrasi ringan : Rasa haus, oliguria,mulut kering,rewel,mata cowong
b. Dehidrasi sedang : Tanda dehidrasi ringan, ubun-ubun cekung, turgor turun.
c. Dehidrasi berat : Tanda dehidrasi ringan dan sedang, bernapas dalam dan cepat, nadi cepat atau lemah, penurunan kesadaran,kehilangan nafsu makan dan rasa haus yang berlebihan.
Syok hipovolemik.
- Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan dektrokardiogram).
- hipoglikemia.
- Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase.
- Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
- Malnutrisi energi protein (akibat muntah, diare, jika lama atau kronik).

2.1.5 Diagnosa Keperawatan
- Kekurangnya volum cairan berhubungan dengan seringnya BAB dan encer.
- Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB.
- Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksinya kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
- Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak.

2.1.6 Implementasi
a. Pemberian cairan tubuh dan elektrolit peroral perenteral
1. Cairan peroral yaitu dengan pemberian larutan oralit (gula dan garam ) dosis 10 cc/kg BB.
2. Cairan Parenteral
Mengenai pemberian cairan, seberapa banyak pemberian. Jenis cairan yang diberikan bergantung dari derajat dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan dan disesuaikan dengan umur dan berat badan.
b. Pengobatan dietetic
- Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan Asam tidak jenuh, misalnya LLM, almiron).
Makanan lubak (bubur)
c. Obat-obatan
- Obat anti sekresi
Asetosal : dosis 25 mg /th dengan dosis minimum 30 mg
Klorpromasin : dosis 0,5 – 1 mg/kg BB / hr.
- Obat spasmolitik dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak belona, opium lopernamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti : kaolin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak digunakan lagi bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebab kolera, diberikan bila terhadap penyakit penyerta seperti : faringitis, OMA bronchitis atau bronkopneumonia.

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Anak dengan Diare
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasikan keadan ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang dan data-data tersebut diidentifikasikan sebagai data subyektif, data obyektif dan data penunjang.
2.2.1.1. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnesa) langsung kepada klien, keluarga dan tim kesehatan lain. Data subyektif ini terdiri dari :
1. Biodata
Berisi tentang identitas klien dan orang tua klien meliputi nama, umur, agama suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
2. Keluhan Utama
Ditanyakan keluhan saat pasien datang ke rumah sakit/Poskesdes/Puskesmas
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan keadaan anak saat di rumah sampai dibawa ke petugas kesehatan
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah anak pernah sakit sebelumnya, sakit apa, MRS atau tidak bila ya, dimana, berapa lama, dan mendapat obat apa. Apakah anak pernah menderita penyakit yang sama dengan saat ini.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien saat ini
6. Riwayat Neonatal
a. Prenatal
Ditanyakan ibu hamil anak ke berapa, periksa hamil dimana, keluhan apa saja yang dirasakan selama hamil, mendapat obat apa saja, mendapat imunisasi TT berapa kali, di mana.

b. Natal
Ditanyakan melahirkan dimana, ditolong siapa, jenis kelamin bayi apa, BB lahir berapa, PB lahir berapa, menangis spontan/tidak.
c. Post Natal
Ditanyakan bagaimana masa laktasinya, mendapat pasi atau tidak, bila ya apa.
7. Riwayat Imunisasi
Ditanyakan imunisasi apa saja yang sudah didapat bayi/anak
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
• Pola Nutrisi : Makan sehari berapa kali, menunya apa saja, bagaimana makannya, minum sehari berapa gelas/liter apa saja.
• Pola Istirahat : Tidur malam dan tidur siang berapa jam, bagaimana tidurnya nyenyak/tidak
• Pola Aktivitas : Apa saja kegiatan yang dilakukan, dimana, berapa lama
• Pola Personal Hygiene : Mandi sehari berapa kali, gosok gigi berapa kali dan keramas berapa kali dalam seminggu, ganti baju atau tidak
• Pola Eliminasi : BAB berapa kali dalam sehari, bagaimana warnanya, baunya, konsistensinya.
BAK berapa kali dalam sehari, bagaimana warnanya baunya, sakit/tidak saat BAK.

2.2.1.2. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Bagaimanakah keadaan umumnya, lemah atau kuat
2. Kesadaran
Bagaimana kesadarannya, composmentis, apatis atau samnolen
3. Tanda-tanda Vital
Suhu : 365 0C-375 0C
Nadi : 100-120 x/mnt
Pernafasan : 20-24 x/mnt
4. Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Bulat/tidak, rambut hitam/tidak, bagaimana warnanya, lebat/jarang ada benjolan/tidak, ubun-ubunnya bagaimana
• Mata : Simetris/tidak, konjungtiva merah muda/pucat, mata cowong/porselen/ikterus, oedem palpebra/tidak, mata cowong/tidak.
• Hidung : Simetris/tidak, ada sekret/tidak, ada polip/tidak ada pernafasan cuping hidung/tidak
• Mulut dan gigi : Simetris/tidak, bibir kering/tidak, ada stomatitis/tidak
• Telinga : Simetris/tidak, apakah ada serumen, apakah ada mastroid
• Leher : Simetris/tidak,ada bull neck atau tidak
• Dada : Simetris/tidak, apakah ada retraksi intercostae, apakah ada ronchi atau wheezing

• Abdomen : Kembung/tidak, ada bising usus/tidak, ada pembesaran/tidak
• Genetalia : Laki-laki : Testis turun, orifisium uretra di ujung penis
Perempuan : Labia minor ditutupi labia mayor, ofifisium uretra di bawah klitoris.
• Anus : Apakah ada hemoroid/tidak, apakah ada iritasi di sekitar anus.
• Ekstremitas atas : Simetris/tidak, bagaimana pergerakannya, oedem/tidak, CRT ≥2detik/tidak
• Ekstremitas bawah : Simetris/tidak, bagaimana pergerakannya, ada oedem/tidak, ada varices/tidak, CRT ≥2detik/tidak

5. Pertumbuhan dan Perkembangan
• Pertumbuhan
BB lahir
PB lahir
• Perkembangan
Anak tengkurap, duduk, berdiri, berajalan, bicara, ngoceh usia berapa bulan.
2.1.2 Identifikasi Masalah
Diagnosa : An. ”..............” umur … bulan dengan diare
DS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare + 3 kali sehari dan muntah 2 x.
DO : - Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- TTV S : 365 0C-375 0C
N : 100-120 x/mnt
R : 20-24 x/mnt
- Turgor turun
- Wajah pucat
- Bising usus meningkat (30 x/mnt)
- BAB konsistensi cair
- Muntah

2.1.3 Identifikasi Kebutuhan Segera
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet rendah serat

2.1.4 Antisipasi Masalah Potensial
- Renjatan hipovolemik
- Malnutrisi energi protein
2.1.5 Intervensi
Diagnosa : An. ”............” umur … bulan dengan diare
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien sehat kembali.
Kriteria hasil :
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV  S : 365 0C-375 0C
N : 100-120 x/mnt
R : 20-24 x/mnt
- Wajah tidak pucat
- Bising usus normal (30 x / 5 mnt)
- Tidak muntah
- BAB tidak cair
- Turgor baik
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ : Pendekatan pada komunikasi yang baik dapat membuas pasien dan keluarga lebih kooperatif.
2. Lakukan observasi TTV
R/ : TTV merupakan parameter untuk mendeteksi adanya kelainan pada tubuh.
3. Menjelaskan dan motivasi ibu untuk menjaga personal hygiene anaknya
R/ : Dengan personal hygiene yang baik dapat mencegah bakteri, virus dan parasit penyebab diare
4. Anjurkan ibu untuk memberikan anak lebih banyak minum
R/ agar anak tidak dehidrasi
5. Anjurkan untuk mengompres anaknya dan memakaikan baju yang tipis
R/baju yang tipis dapat menyerap keringat sehingga suhu anak dapat turun.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan anak nya diet rendah serat
R/ : Diet rendah serat dapat mengurangi kerja peristaltik usus sehingga dapat mengurangi diare.
7. Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ : Terapi yang sesuai dapat mempercepat proses penyembuhan.

Masalah : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (dehidrasi sedang)
Intervensi
1. Lakukan observasi intake dan out put
R/ : Dengan pemantauan intake dan out put yang baik dapat mengetahui keseimbangan cairan tubuh.
2. Motivasi ibu untuk memberikan minum sedikit-sedikit tapi sering
R/ : Memberi minum sedikit-sedikit, tapi sering sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.

2.1.6 Implementasi
Melakukan tindakan sesuai dengan intervensi, implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari perencanaan yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat diselesaikan dengan baik bila diterapkan berdasarkan diagnosa masalah.
2.1.7 Evaluasi
Merupakan seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria. Guna evaluasi ini adalah untuk menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan kebidanan :
S : Data yang didapat dari pernyataaan klien / keluarga secara langsung
O : Data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan observasi
A : Pernyataan gangguan yang terjadi atas dasar subyektif dan obyektif
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.


BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
Pengkajian tanggal : 31-05-2011 Jam 7.30 WIB

1. Biodata
Nama : An. ”K”
Umur : 30 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : -
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Ploso
Nama ayah : Tn ”J”
Umur : 30 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ploso Nama ibu : Ny. ”K”
Umur : 25 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : I R T
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ploso

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya BAB cair 4 x, muntah 2x, badannya panas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mencret 4 x, konsisten cair, perutnya kembung, muntah 2 x dan panas, dibawa ke Poskesdes Ploso.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita diare.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita diare.

6. Riwayat Neonatal
a. Prenatal
Ibu mengatakan hamil yang pertama, periksa rutin di bidan pada TM I : 2x, TM II : 2x, dan TM III : 2x, mendapat tablet Fe 1x1 dan kalk 3x1, mendapat imunisasi TT 2x di bidan.
b. Natal
Bayi lahir spontan di BPS ditolong oleh bidan, jenis kelamin perempuan, BB lahir 3000 gram, PB lahir 50 cm, menangis spontan.
c. Post Natal
Bayi mendapat ASI sampai usia 4 bulan dan kemudian diberi PASI susu laktona dan bubur promina rasa pisang, beras merah, kacang hijau.

7. Riwayat Imunisasi
BCG  Hepatitis    Campak 
Combo    Polio    

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sehat : Makan 3x sehari, habis 1 porsi sedang, menu : nasi,lauk,sayur
Minum + 7 botol/hari susu formula
Sakit : Makan 3x sehari, habis ½ porsi sedang, menu, bubur tim halus
Minum + 6 gelas/hari
b. Istirahat
Sehat : Tidur jam 11.00-14.00, tidur malam jam 20.00-05.00, tidak ada gangguan.
Sakit : Tidur siang jam 10.00-12.00, tidur malam jam 20.00-06.00, kadang terbangun rewel.
c. Aktivitas
Sehat : tidur , bermain.
Sakit : Pasien hanya tidur di ranjang dan digendong

d. Eliminasi
Sehat : BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas
BAK + 5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
Sakit : BAB 4 x/hari, konsistensi cair, warna kuning, bau khas
BAK + 3 x/hari, warna kuning jernih, bau khas

3.1.2 Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Suhu : 380C
Nadi : 100 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
BB sebelum sakit : 10 kg
BB saat sakit : 9,5 kg
Tinggi badan : 80 cm
Status gizi : Baik (KMS)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih, ubun-ubun tidak cekung
Muka : Pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak oedem palpebra, cowong
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, bersih, gigi belum tumbuh
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, bersih
Leher : Simetris, Tidak ada bull neck
Dada : bentuk dada simetris,gerakan dada simetris.
Abdomen : Tidak ada pembesaran perut, turgor kulit turun
Genetalia : Bersih, labia mayor menutupi labia minora
Anus : Tidak ada haemoroid, tidak ada kemerahan/iritasi di sekitar anus
Esktermitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan pergerakan,CRT ≤ 2
Ekstermitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan pergerakan, tidak oedem, tidak ada varices, CRT ≤ 2 detik.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
Abdomen : Bising usus 15 x/mnt
d. Perkusi
Abdomen : Kembung

3.2 Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Segera
Diagnosa : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare.
DS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare 4x/hari, muntah 2x dan perutnya kembung, panas
DO : - Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- TTV : S : 381 0C
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
- BAB konsistensi cair
- Bising usus 15 x/mnt
- Perut kembung

Masalah : Dehidrasi sedang
DS : Ibu mengatakan anaknya haus dan minta minum terus
DO : - Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- Wajah pucat
- Mata cowong
- Turgor kulit di perut turun
- BAK 4x/hari
Kebutuhan :
- Rehidrasi
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

3.3 Identifikasi Kebutuhan Segera
Rehidrasi per parenteral

3.4 Antisipasi Masalah Potensial
Dehidrasi berat

3.5 Intervensi
Diagnosa : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien sehat kembali.
Kriteria hasil : - Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV : S : 365 0C-375 0C
N : 100-120 x/mnt
RR : 24-30 x/mnt
- BAB tidak cair
- Bising usus normal 30 x/5 menit
- Perut tidak kembung
- BAB normal , 1x/hari

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ : Pendekatan pada komunikasi yang baik dapat membuas pasien dan keluarga lebih kooperatif.
2. Lakukan observasi TTV
R/ : TTV merupakan parameter untuk mendeteksi adanya kelainan pada tubuh.
3. Menjelaskan dan motivasi ibu untuk menjaga personal hygiene anaknya
R/ : Dengan personal hygiene yang baik dapat mencegah bakteri, virus dan parasit penyebab diare
4. Anjurkan ibu untuk memberikan anak lebih banyak minum
R/ : agar anak tidak dehidrasi
5. Anjurkan untuk mengompres anaknya dan memakaikan baju yang tipis
R/ : baju yang tipis dapat menyerap keringat sehingga suhu anak dapat turun.
6. Anjurkan ibu memberikan anak diet rendah serat
R/ : Diet rendah serat dapat mengurangi kerja peristaltik usus sehingga dapat mengurangi diare.
7. Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ : Terapi yang sesuai dapat mempercepat proses penyembuhan.

Masalah : Dehidrasi sedang
Tujuan : Selama 1 x 24 jam diharapkan masalah dehidrasi sedang dapat teratasi
Kriteria hasil : - Pasien tidak terlihat merasa haus
- Pasien tidak oligouria
- Wajah tidak pucat
- Mata tidak cowong
- Turgor kulit baik
- Ubun-ubun besar tidak cekung
Intervensi .
1. Motivasi ibu untuk memberikan minum sedikit-sedikit tapi sering
R/ : Memberikan minum sedikit-sedikit tapi sering sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Berikan Rehidrasi per Parenteral
R/ : Sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.

3.6 Implementasi
Tanggal 31 Mei 2011 Jam : 7.40 WIB
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara senyum sapa salam dan menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan pada anak.
2. Melakukan observasi TTV
TTV : S : 38 0C
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
3. Menjelaskan dan memotivasi ibu untuk menjaga personal hygiene anaknya yaitu mandi 2x/hari , ganti baju 2x/hari ,cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan anak lebih banyak minum yaitu memberikan anak minum sedikit tapi sering agar anak tidak dehidrasi.
5. Menganjurkan untuk mengompres anaknya dan memakaikan baju yang tipis
6. Menganjurkan ibu memberikan anak diet rendah serat yaitu sayuran dan buah-buahan.
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Oralit 3x1
Puyer :
Mollagit 15,7 mg
Paracetamol 300 mg
Vitamin B1 60 mg
Diberikan 3 x 25,2 mg/Kg/BB

Tanggal : 31 mei 2011 Jam : 7.50 WIB
Masalah : dehidrasi sedang
1. Memotivasi ibu untuk memberikan minum sedikit-sedikit tapi sering
2. Memberikan Rehidrasi per Parenteral yaitu larutan oralit 3 x 1

3.7 Evaluasi
Diagnosa : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare
Tanggal 31-5-2011 Jam : 8.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya masih lemah
O : - Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : composmentis
- TTV : S : 38 0C
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt

- BAB cair
- Bising usus normal 15 x/ menit
- Perut kembung
A : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare
P :
- Menganjurkan pada ibu untuk memberikan diit rendah serat pada anaknya
- Menjelaskan dan memotivasi ibu untuk menjaga personal hygiene anaknya
- Menganjurkan ibu untuk memberikan oralit dan meminumkan obat secara teratur.
- Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat yaitu di dahi dan ketiak anak
- Menganjurkan ibu agar memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.

Masalah : Dehidrasi sedang
Tanggal 31-5-2011 Jam : 8.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya masih sering haus.
O : - Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- TTV : S : 378 0C
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
- Pasien terlihat merasa haus
- Pasien sering BAK
- Wajah agak pucat
- Mata cowong
- Turgor kulit turun
- Ubun-ubun besar tidak cekung
A : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare dehidrasi sedang
P :
Motivasi ibu untuk banyak memberikan minum pada anaknya yaitu dengan memberi minum sedikit-sedikit, tapi sering sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.



CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 31 - 5- 2011 Jam : 9.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya masih diare 4x dan panas
O : - Suhu 382 0C
- BAB konsistensi cair
- Perut kembung
- Mata agak cowong, turgor kulit membaik
A : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare
P : Menganjurkan pada ibu untuk memberikan diit rendah serat pada anaknya
Menjelaskan dan memotivasi ibu untuk menjaga personal hygiene anaknya
Menganjurkan ibu untuk memberikan oralit dan meminumkan obat secara teratur.
Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat yaitu di dahi dan ketiak anak
Menganjurkan ibu agar memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.

2. Tanggal 1 – 6 – 2011 Jam : 8.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak diare tapi masih panas
O : - Suhu 378 0C
- BAB tidak cair
- Perut tidak kembung
- Mata tidak cowong, turgor kulit baik
A : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare
P : - Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat
- Menganjurkan pada ibu untuk memberikan diit rendah serat pada anaknya

3. Tanggal 2 – 6 -2011 Jam : 8.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya tidak diare dan tidak panas lagi
O : - Suhu 364 0 C
- BAB tidak cair
- Perut tidak kembung
- Mata tidak cowong
- Wajah tidak pucat
- Turgor kulit baik
A : An. ”K” umur 30 bulan dengan diare
P :
Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Menganjurkan ibu selalu menjaga personal hygiene anaknya
Menganjurkan untuk menjaga kebersihan makanan dan mengingatkan ibu dan untuk kontrol dan sesuai jadwal.




























BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa mengenai lingkungan yang terjadi antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Anak “K” usia 30 bulan dengan diare , diperoleh kesenjangan antara lain :
4.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian tidak terdapat kesenjangan teori dengan tinjauan kasus,keluarga klien dank lien sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan nakes.
4.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
Pada diagnosa dan masalah tidak diperoleh kesenjangan antara teoridengan tinjauan kasus.
4.3 Antisipasi masalah potensial
Dari masalah potensial ditemukan masalah yaitu dehidrasi sedang.Dalam hal ini penulis menyusun dan melaksanakan intervensi sesuai dengan konsep dasar.
4.4 Identifikasi kebutuhan segera
Intervensi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan segera klien mengacu pada tinjauan pustaka sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
4.5 Intervensi
Pada intervensi ditemukan kesenjangan yaitu dalam pelaksanaan intervensi dianjurkan mengganti susu formula dengan susu LLM. Menurut teori seharusnya anak dengan diare tidak di berikan susu atau menghentikan konsumsi susu dan menggantinya dengan air putih saja untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Kemudian untuk pemberian terapi obat di berikan puyer dengan dosis tinggi, seharusnya hanya 3 x 25,2 mg/Kg/BB.
4.6 Implementasi
Dalam pelaksanaannya sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan oleh bidan yaitu mengganti susu formula dengan susu LLM dan seharusnya tidak di berikan susu atau menghentikan konsumsi susu dan menggantinya dengan air putih saja. Kemudian untuk pemberian terapi obat di berikan puyer dengan dosis tinggi, seharusnya hanya 3 x 25,2 mg/Kg/BB. Dalam hal ini bidan menyusun intervensi tidak sesuai dengan teori dan alasannya adalah dengan mengira-ngira jumlah dosis obat yang di berikan kepada pasien.
4.7 Evaluasi
Pada konsep dasar asuhan kebidanan evaluasi merupakan penulisan apakah rencana berhasil atau tidak sesuai dengan pelayanan kesehatan yang telah ditentukan. Pada tinjauan kasus ini tujuan masalah belum teratasi sehingga intervensi perlu dilanjutkan dirumah, kemudian dilaksanakan catatan perkembangan selama 3 hari dan hasilnya keadaan pasien membaik dan intervensi di hentikan.




























BAB V
P E N U T U P


1.1 KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada anak “K” umur 30 bulan dengan diare menyimpulkan sebagai berikut : dalam pengkajian data obyektif keadaan umum pasien lemah kesadaran composmentis, nadi : 20x/menit, suhu : 36,4 0C respirasi : 24x/menit. Identifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan segera adalah dehidrasi sedang. Pada identifikasi kebutuhan segera adalah pemberian terapi oral dan kolaborasi dengan tim medis pada pengembangan rencana, observasi TTV sedangkan pada implementasi dilakukan sesuai dengan rencana dari semua hal itu pada tanggal 2 Juni 2011 hasil evaluasi catatan perkembangan kondisi pasien sudah membaik.

1.2 SARAN
1.2.1 Bagi Lahan Praktek
Dalam melakukan pengkajian tindakan dengan cepat dan cermat sehingga dapat segera diambil keputusan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang lebih cepat.

1.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan pemahaman penulis dan kami berharap semoga dalam penyediaan sumber pustaka dapat lebih lengkap sehingga mahasiswa tidak merasa kesulitan dalam mencari kepustakaan.

1.2.3 Bagi penulis
Penulis mendapat tambahan wawancara tentang diare dan dapat melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan diare






DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius, 2000.
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Vol.2. Jakarta : EGC.
Ngastyah, Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
Rita Yuliani dan Sariadi, Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi I. Jakarta : CV. S. Agung Seto 2001.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta : 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar